April 29, 2014

hot news readeeeeeeerrrrr
beberapa jam yang lalu, saya dapet kabar dari temen sekelas kalau dosen pembimbing untuk skripsi sudah diumumkan.
Yapp, habis dikasih tau siapa DP saya dan jlebb, ya allaaaah saya bingung harus apa. Sedih atau senang. Dan saya pun pasrah
mau tau siapa DP saya?? mau tau aja apa mau tau banget siiiih?? heheheee

DP, apa sih DP ??
Jangan kira DP itu dewi persik yah. DP itu dosen pembimbing. Untuk apa? jelas untuk ngebimbing mahasiswanya selama pembuatan skripsi. DP ada yang cuek, ada yang baik, ada yang nuntun mahasiswanya banget.
Nah, ngomong-ngomong soal DP. Saya kedapatan DP yang super duper istimewa. Beliau adalah Prof. Dr. Hera Mikarsa. Hmm, udah kebayang nih orangnya biarpun belum pernah ketemu sekalipun.
Daaaan yang lebih hot-nya lagi, dari duaratus sekian mahasiswa jurusan saya, yang kedapatan bimbingan dengan beliau cuma dua orang, yaitu saya dan teman sekelas saya si 'nanda'. Huaaaaaaaa
Masa berbahagia bersamanya berdua aja sih. Gimana nanti kalo mau ketemu, sendiriankah ?? huhuuuu sedih juga yaaa.

Jlebb lohh dapet DP seorang profesor, mana temen satu bimbingannya pinter banget lagi. Doain ya reader, mudah-mudahan DP saya (Prof Hera) sabar dalam bimbing saya skripsi, baik, nuntun saya banget, mudah untuk diajak ketemu, amin. Terus temen bimbingan satu-satunya saya bisa diajak kerjasama, bisa diajak seneng dan sedih deh, amin.

Ya Allah, mudahkan saya dalam pengerjaan skripsi ini, lancarkan setiap urusan dan ujian yang engkau berikan. Sehatkan fisik saya. Kuatkan hati saya. Dan ridhoi setiap langkah saya. Karena begitu ingin agar orangtua saya selalu tersenyum, dan bahagiakan mereka, amin.


April 25, 2014

Tuntutlah ilmu walaupun ke Sekolah Master

Tuntutlah ilmu walaupun ke Sekolah Master
oleh: Sugeng riyanto

Kami pergi berjalan
menuju ke sekolah
untuk masa depan
hidup kami yang cerah
menimba ilmu
meraih cita-cita 
berada di terminal
di keramaian kota

Berawal dari masjid
menjadi tempat belajar
di master kami berubah
menjadi anak yang berguna
master tetaplah berdiri
untuk selamanya

Reff: Oh master sekolahku
guru kami tersayang 
terimakasih kami
atas jasa batinmu
terimakasih tuhan
kau telah merestukan
untuk kami belajar
meraih masa depan yang cerah

Reader, tahukah kamu
lagu itu dibuat oleh Sugeng Riyanto yang lebih saya kenal dengan sebutan kak sugeng. Ayah dari dua orang anak ini adalah salah satu hokage di master. Laki-laki yang periang, lantang dan ramah. Ingat sekali, waktu saya menginjakkan kaki untuk pertama kalinya dimaster, saya bertemu beliau dan berbincang dengan salah seorang hokage yang lain, beliaulah yang meminta saya baiknya mengajar di tingkat SMP atau SMA saja. Sebelumnya, niat awal saya ingin mengajar di tingkat sd, karena waktu itu pengalaman mengajar belum saya kantongi sedikit pun. Alhasil, atas masukan beliau yang begitu bijak dan setelah berulang kali saya pikir, akhirnya saya deal meninggalkan tingkat sd dan jeng jeng jeeeeeng bismillah saya coba bergabung dengan pengajar-pengajar di tingkat smp. 

Saya rindu master, rindu adik-adiknya, teman-teman seperjuangan yang lain, suasananya, keramahannya, keributannya, canda tawanya, rindu bercerita di depan kelas, rindu mengetuk-ngetuk papan tulis, rindu diantarkan teh pucuk saat pelajaran baru dimulai, sampai-sampai rindu memegang sapu ditangan kanan dan buku di tangan kiri sambil berkeliling kelas. 

Tuntutlah ilmu walaupun ke Sekolah Master, ialah sebuah lagu yang pernah buat saya menangis hingga terisak-isak ketika kali pertama saya mendengarnya. Hati saya berkecamuk, bahagia, sedih juga bangga. Rangkaian lirik sederhana itu, sukses buat saya terharu, menagis dan membawa otak saya kembali menyusuri lorong waktu. Hari dimana saya pernah berjuang bersama kakak-kakak dan adik-adik di master. Hari dimana saya begitu menginginkan kalian 'adik-adik' agar selalu tersenyum. Hari dimana saya pernah begitu kehilangan semangat karena tak jarang kalian acuh saat berada dikelas. Tapi, semua terbayar oleh rasa syukur kalian lewat lagu ini.

"Oh master sekolahku, guru kami tersayang, terimakasih kami, atas jasa batinmu"
tanpa sadar, ketika kalian sampaikan kalimat itu dalam nyanyian kalian, begitu bangga rasanya. Ingin sekali saya memeluk kalian satu persatu kala itu, tapi tak bisa. Saya hanya bisa menangis terbayangkan semangat kalian. Saya hanya bisa menangis bahagia, layaknya lagu perpisahan yang biasa dinyanyikan murid-murid untuk guru-gurunya. Meski sekarang saya sudah tak menjadi bagian dari keluarga master, tapi bagaimana pun kalian tetap menjadi bagian dari cerita hidup saya. Kelak yang akan saya bagikan untuk anak-anak dan suami tercinta. Lega melihat kalian sudah beranjak makin dewasa, makin kuat dalam mengarungi hidup kalian. Semoga kita bisa bersama kembali, suatu hari nanti. Karena saya bersyukur pernah memiliki kalian, adik-adikku.





April 24, 2014

Believe me, maybe

Hallo reader :) 
mau posting ff nan pendek sekali ah. 
Ini ff yang kali pertamanya saya buat, agak gak jelas bahkan gak jelas banget kayaknya, hehe.
Sebenernya tulisan ini sudah lama ada di draft dalam laptop saya. Tapi, hehe saya simpan dan saya simpan kembali untuk koleksi pribadi aja. Nah sekarang saya coba publish deh, buat meramaikan dunia tulis menulis di blogger.
Cerita ini hanya fiktif belaka, sebatas imajinasi dan apa yaaa mungkin sedikit ada campur tangan dari kisah-kisah saya, kisah temen-temen, kisah kamu, juga kisah kalian, hihi,
Oia reader, pastinya buat kemajuan author dalam menulis, penting nih kritik dan saran. So, jangan ragu ya untuk kasih kritik dan sarannya buat saya. Okee :) enjoy reading ..

.....

Aku dan kyuhyun. Kami adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Ya, aku sangat mempercayai dirinya, bahkan tak peduli banyak orang mengganggap aku ini wanita yang bodoh. Bukan berarti aku bisa dikelabui olehnya, bukan berarti aku tak punya pendirian, hanya saja karena aku terlalu mudah berkata “aku percaya padamu sepenuhnya, kyu.”
Cintaku tak sebelah hati, kyuhyun mencintaiku. Ia begitu menderita jika melihatku sedih. Ia tak pernah lupa mendoakanku disetiap langkahnya. Bagaimana tidak, ia sendiri tak berdaya saat aku terbaring lemah dalam kamar yang serba putih. Jika aku bisa mempercayainya seratus bahkan seribu persen, namun tidak untuknya. Aku tahu ia mencintaiku, tapi entah mengapa ia begitu sulit mempercayaiku.

Seseorang yang banyak bicara, pekerja keras namun pemikir. Terlebih jika ada masalah yang sedang ia alami, ia berubah menjadi seseorang yang begitu pasif. Begitulah orang yang amat aku cintai itu. Wajahnya yang tampan dan polos tak bisa mengalahkan egonya. Ia tak pernah bisa menyembunyikan rasa sedihnya padaku. Tanpa ia beritahu pun, aku bisa membaca dari raut wajahnya bahwa ia sedang memendam sesuatu. Tapi, disinilah tingkat kebencianku ada pada taraf yang paling tinggi. Ketika itu juga aku begitu membencinya. Aku ingin menghajarnya, ingin berteriak tepat ditelingnya bahwa ia MEMILIKI KU.

Aku rasa hingga mulutku berbusa pun, itu menjadi hal yang sia-sia saja. Awalnya aku terus berkata padanya
“Kau kenapa kyu? Ceritakan padaku”
“Hey, aku pacarmu kan kyu, bukan begitu? Sampai kapan kau tak bisa mempercayaiku?”
Dan masih banyak lagi bujukan-bujukan yang aku utarakan untuknya, namun selalu saja kalimat ini ia keluarkan untuk menimpa bujukan ku
“sungguh aku tak bisa mengatakannya padamu, maaf.”

Tiap mendengar kalimat itu, aku begitu menderita. Aku begitu merasa jauh darinya, begitu tak mengenalnya dari sosok yang aku kenal baik sebelumnya. Baginya, entah apa yang menjadi pondasi untuk hubungan kami, dan itu bukanlah suatu kepercayaan. Jika bagi kebanyaan orang kepercayaan adalah pondasi awal menjalin sebuah hubungan, tapi tidak baginya. Baginya mencintai adalah segalanya, aku adalah segalanya baginya. Kyuhyun pernah mengatakannya padaku, dan sampai kapan pun aku tak pernah melupakan kata-kata yang pernah ia ucapkan itu. Lagi-lagi mengapa ia tak bisa mempercayaiku, sungguh aku jengah dengan hal ini. Entah sebenarnya siapa yang bodoh diantara kami, aku atau dirinyalah.

Akhirnya kami bungkam satu sama lain, aku terdiam larut dalam pikiranku. Bagaimana aku bermain dengan pikiran-pikiran negatif yang terlintas, bagaimana aku masih bisa berpikir positif jika seperti ini keadaannya. Semenjak saat itu, aku tak pernah memaksa membujuk agar ia menceritakan apa yang sedang ia rasakan. Cukup berada disampingnya menjadi obat bagi rasa kecewa ku. Tentunya aku berharap, dengan adanya aku disamping dirinya akan melunakkan hatinya sedikit demi sedikit, dan membuatnya lebih tenang. Tanpa mengurangi rasa cintaku padanya, karena aku percaya ia mencintai diriku.

-end-



By: nurulia septyarini fazria
      @nurulia_sf

April 9, 2014

bismillahirrohmanirrohiim
salaam, rasanya udah lama gak tegur sapa sama reader blog
karena kesibukan, kelalaian apalagi kemalasan saya, alhasil sempet absen beeeeerrminggu-minggu sampe berbulan-bulan
tapi blogging is my life kok hehe..

hmm, tanggal 5 April 2014 kemarin salah seorang sahabat saya manikah, alhamdulillah ia sudah menyempurnakan agamanya. Tapi saya masih ngga nyangka kalau dia udah bersuami, masih belum percaya, secara dia temen yang bisa dibilang cukup deket sama saya. Temen satu prganisasi waktu SMA, ketawa bareng, nangis bareng, cape bareng. Sedih sih, melepas sahabat melepas masa lajangnya karena pasti waktu kita bersama bakal berkurang 80%. Tapi, ketimbang sedihnya, masih jauh lebih banyak rasa senangnya. Siapa yang ngga seneng kan liat sahabat nikah, bersyukur banget, mudah-mudahan ceper nular ke saya, hehe amiin.

Sempet air mata jatuh waktu ibu ema tersayang minta izin ke ayahnya, akad nikah sampai acara sungkeman, terharu banget. Ngebayangin kalau saya yang ada diposisinya kala itu, tapi siapa nih calonnya masih misteri hehe.

Demi acara pernikahan ibu ema yang dinanti-nanti ini, dua sahabat saya yang merantau nan jauh di daerah sebelah sampe bela-belain dateng, kereeen. Salut deh buat kalian.

Nah ini yang buat saya bingung,
saya bingung sama hati ini, sama hidup ini, hahahaaa tidur aja dirumah mendingan ya.
Ketika mantan jadi temen, temen jadi demen, mantan jadi demen, demen jadi mantan, ih yang mana tuh yang bener. Saya mah bingung euy, saya mah juga gak mau ke geeran, secara saya tau banget diri saya, yang jauuuuuhhh dari kesempurnaan. Katanya saya sama dia kompak? cemburu taah? aduuuuh intinya mah saya udah nyamaaaaan banget sama persahabatan kita ini. Takut kalo melangkah lebih jauh lagi nanti jadi aneh. Bismillah ya kita sama-sama cari keridhoan Allah kan, kalaupun nanti jodoh yaa suatu saat nanti pun akan bersatu. Tapi kalo ngga, mudah-mudahan dikasih orang yang terbaik buat kita,amin. Entah mungkin aja nanti saya ketemu orang lain kalau udah kerja atau bagaimana skenarionya cuma Allah yang tahu. Insya allah, niat baik pasti ada jalan. Oia yang udah berhasil move on selamat yaaaa, gitu dooong. Kita sama-sama move on , on move, move on heheheheeee.

okeee kayaknya cukup segitu aja deh ceritanya, tunggu cerita berikutnya reader :)

April 8, 2014

Sejuta rasa yang ku punya
kala kau mencariku
kala kau memanggilku
bahkan kala kau jauh dari ku
Jika ini caramu
Kau hebat, hebat semudah membalikkan telapak tangan
pernahkah kau menebak isi hatiku?
Jika ini caramu
kau benar, benar buatmu lupa
tapi, akankah kau tahu isi hati ku?
Masihkah aku punya sejuta rasa itu
hingga waktu terbuang sia-sia