October 26, 2012

Akulturasi dan Relasi Internakulturasi

Nama   : Nurulia Septyarini Fazria
Npm    : 18510910
Kelas   : 3PA01
Makul  : Psikologi Lintas Budaya

Akultrasi dan Relasi Akuturasi

Pengertian Akulturasi

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi: Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa.

Menurut Harsoyo,  akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.
Contohnya yaitu di Desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, kabupaten Deli Serdang, di kenal dengan mayoritas penduduknya adalah suku Jawa. Disana ada seorang chinese yang dapat berbahasa Jawa. Pembaruannya dengan lingkungan ternyata tidak membuatnya meninggalkan kebudayaannya. Ketika ia berbicara dengan sesama chinese, ia menggunakan bahasa cina kembali.


Pengertian Relasi Internakultural

Relasi Internakultural adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras,etnis, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.

Akulturasi dan Relasi Internakultural

Jadi Akulturasi dan Internakultural memiliki kaitan yang saling berhubungan. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa pengertian akulturasi itu sendiri yaitu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Proses penerimaan kebudayaan ini tidak akan jadi tanpa adanya komunikasi antar budaya (internakultural), karena tanpa adanya komunikasi maka tidak akan terjadi yang namanya pertukaran budaya, dalam komunikasi ini akan terjadi proses saling mempengaruhi antara satu budaya dengan budaya lainnya sehingga terjadilah suatu akulturasi pada suatu kebudayaan.


Referensi :

October 11, 2012

Transmisi Budaya dan Biologis serta Awal Perkembangan dan Pengasuhan


Nama   : Nurulia Septyarini Fazria
Npm    : 18510910
Kelas   : 3PA01
Mata kuliah : Psikologi Lintas Budaya
Tema2         : Transmisi budaya dan biologis serta awal perkembangan dan pengasuhan

Transmisi Budaya dan Biologis serta Awal Perkembangan dan Pengasuhan

Pengertian Transmisi budaya
            Transmisi budaya merupakan kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi yang satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah. Budaya nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, aturan-aturan dan norma-norma yang melingkupi suatu kelompok masyarakat akan mempengaruhi sikap dan tindakan individu dalam masyarakat tersebut. Sikap dan tindakan individu dalam suatu masyarakat dalam beberapa hal yang berkaitan dengan nilai, keyakinan aturan dan norma akan menimbulkan sikap dan tindakan yang cenderung homogen. Artinya, jika setiap individu mengacu pada nilai, keyakinan, aturan dan norma kelompok, maka sikap dan perilaku mereka akan cenderung seragam. Misalnya dalam suatu masyarakat ada aturan mengenai bagaimana melakukan pernikahan sehingga laki-laki dan perempuan dapat disahkan sebagai suami istri. Ketika anggota masyarakat akan menikah, maka proses yang dilalui oleh anggota masyarakat itu akan cenderung sama dengan anggota masyarakat yang lainnya.
            Interaksi antar anggota masyarakat yang berbeda latar belakang budayanya semakin intens. Oleh karena itu, dalam proses transmisi budaya dari generasi ke generasi, proses adaptasi budaya lain sangat dimungkinkan. Misalnya proses difusi budaya populer di Indonesia terjadi sepanjang waktu. Kita bisa melihat bagaimana remaja-remaja di Indonesia meniru dan menjalani budaya populer dari negara-negara Barat, sehingga budaya Indonesia sudah tidak lagi dijadikan dasar dalam bersikap dan berperilaku. Proses seperti inilah yang disebut bahwa budaya mengalami adaptasi dan penetrasi budaya lain. Dalam hal-hal tertentu adaptasi budaya membawa kebaikan, tetapi di sisi lain proses adaptasi budaya luar menunjukkan adanya rasa tidak percaya diri dari anggota masyarakat terhadap budaya sendiri.

Bentuk-Bentuk Transmisi Budaya
  • Enkulturasi
Enkulturasi adalah proses penerusan kebudayaan dari generasi yang satu kepada generasi berikutnya selama hidup seseorang individu di mulai dari institusi keluarga terutama tokoh ibu. Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  • Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.
  •  Sosialisasi
Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota


Pengaruh Terhadap Perkembangan Psikologi Individu
  • Pengaruh Sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu
Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi.
  • Pengaruh Akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu
Akulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Akulturasi terjadi karena sekelompok orang yang berangsur-angsur mengikuti cara atau peraturan di dalam lingkup yang menjadi tempat tinggalnya sekarang . Contoh : bali kaya akan budaya sehingga banyak menarik minat para touris untuk berkunjung ke bali dan bahkan sampai banyak touris yang menikah dengan orang bali, maka mau tidak mau ketika acara pernikahanya orang touris tersebut harus mengikuti adat bali untuk menghargai tradisi bali.
  • Pengaruh Enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu
Enkulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui proses belajar dan penyesuaian alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Manusia tidak bisa terlepas melalui proses belajar karena dengan proses itu kita tahu banyak hal serta dengan kita menyesuaikan diri dengan alam maka alampun akan memberi energi positif buat kita sehingga dapat menjadi individu yang baik.


Awal Perkembangan dan Pengasuhan
            Transmisi budaya dapat terjadi tergantung dari awal perkembangan dan pengasuhan yang terjadi pada masing-masing  individu orangtua. Dimana proses seperti Enkulturasi ataupun Akulturasi yang mempengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung bagaimana individu mendapat pengasuhan seperti kasus anak yang ibunya bekerja maka dengan terpaksa anak tersebut di asuh oleh pembantu rumah tangga atau baby sister sehingga secara otomatis anak tersebut akan lebih dekat dengan pembantu rumah tangga atau baby sister dikarenakan yang anak lihat sehari-hari itu pembantu rumah tangga atau baby sister.
Maka jangan kaget anak jika tiba- tiba anak bertingkah aneh atau berkata – kata asing pada orangtuannya itu dikarenakan mungkin karena mereka menirukan gaya bahasa atau tingkah laku yang di gunakan oleh pembantu rumah tangga atau baby sister itu selama mengasuh si anak itu dan bagaimana lingkungan yang diterimanya. Dengan demikian dalam hidup dan kehidupannya manusia selalu mengadakan kontak dengan manusia lain. Karena itu manusia sebagai individu juga merupakan makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat.


Referensi:
http://defikadebi.blogspot.com/2012/10/transmisi-budaya-dan-biologis-serta.html

October 9, 2012

Pengertian dan tujuan dari Psikologi Lintas Budaya serta menjelaskan hubungannya antara Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin ilmu yg lain


Nama   : Nurulia Septyarini Fazria
Npm    : 18510910
Kelas   : 3PA01
Mata kuliah : Psikologi Lintas Budaya

Tema1 : Pengertian dan tujuan dari Psikologi Lintas Budaya serta menjelaskan hubungannya                    antara Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin ilmu yg lain

Psikologi Lintas Budaya

Pengertian Psikoligi Lintas Budaya
           
            Dalam tugas pertama dari matakuliah Psikologi Lintas Budaya  mengenai Psikologi Lintas Budaya itu sendiri. Sebelum kita membahas lebih jauh, terlebih dahulu kita mengetahui  pengertian dari Psikologi Lintas Budaya. Pengertian dari Psikologi Lintas Budaya itu sendiri ialah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik, mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha (variabel) psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis, serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
           
            Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku.
           
            Definisi lainnya diberikan oleh Herskovits, yang mendefinisikan budaya sebagai hasil karya manusia sebagai bagian dari lnnya (culture is the human-made part of the environment). Artinya segala sesuatu yang merupakan hasil dari perbuatan manusia, baik hasil itu abstrak maupun nyata, asalkan merupakan proses untuk terlibat dalam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial, maka bisa disebut budaya. Tentu saja definisi ini juga sangat luas. Namun definisi tersebut digunakan oleh Harry C. Triandis, salah seorang pakar psikologi lintas budaya paling terkemuka, sebagai dasar bagi penelitian-penelitiannya (lihat Triandis, 1994) karena definisi tersebut memungkinkannya untuk memilah adanya objective culture dan subjective culture. Budaya objektif adalah segala sesuatu yang memiliki bentuk nyata, seperti alat pertanian, hasil kesenian, rumah, alat transportasi, alat komunikasi dan sebagainya. Sedangkan budaya subjektif adalah segala sesuatu yang bersifat abstrak misalnya norma, moral, nilai-nilai,dan lainnya.

Tujuan Psikologi Lintas Budaya
           
            Tujuan yang pertama yang paling nyata ialah pengujian kerampatan (generality) pengetahuan dan teori psikolos yang ada. Tujuan ini pernah diuraikan oleh J.W. Whiting (1968). Ia mengatakan bahwa kita menggunakan psikologi lintas budaya melaui penggunaan data “beragam orang dari seantero dunia semata-mata untuk menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan prilaku manusia”. Dawson (1971) mengajukan tujuan ini ketika menyatakan bahwa psikologi lintas budaya dirancang “agar kesahihan universal teori-teori psikologi dapat dikali secara lebih efektif.” Pandangan ini lebih jauh digaungkan olehSeggal dan kawan-kawan (1990), yang menyatakan bahwa “ mengingat pentingnya budaya sebagai suatu penentu prilaku, para psikologi wajib menguji kerapatan lintas budaya dari asas-asas mereka sebelum menerapkan asas-asas itu”. 

            Menurut Berry dan Darsen (1974) yang disebut dengan “tujuan membawa dan menguji “ adalah sang psikologi berusaha membawa hipotesis dan temuan mereka ke lingkungan budaya lain untuk menguji daya terapannya dalam kelompok manusia lain serta bertujuan untuk menemukan variasi psikologis yang tidak dijumpai dalam pengalaman budaya seseorang yang memang terbatas. Tujuan ini juga bertujuan untuk menjernihkan tujuan-tujuan yang lain , sehingga dari kegagalan itu, kita dapat mencari tau sebab-sebabnya atau menemukan cara-cara alternative. Dengan demikian tujuan psikologi Lintas Budaya adalah mencari perbedaan serta persamaan dari psikologi dalam berbagai budaya. Budaya dalam kehidupan manusia adalah hal yang dekat dan melekat pada nya. Budaya merupakan hasil karya manusia, lahir untuk manusia dalam mengatur dan mendukung kehidupan nya.
           
            Tujuan mempelajari Psikologi Lintas Budaya yaitu menjadikan kehidupan ini menjadi lebih baik dengan keadaan akhir yang di inginkan tersebut. Kelly mendefinisikan budaya sebagai bagian besar yang terlibat dalam proses harapan -harapan yang di pelajari  atau di alami. Orang -orang memiliki kelompok budaya yang sama akan mengembangkan cara - cara tertentu dalam mengkonstruk peristiwa - peristiwa , dan mereka pun mengembangkan jenis - jenis harapan yang sama mengenai jenis perilaku tertentu .


Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin ilmu lain

·         Hubungan Psikologi Lintas budaya dengan ilmu Antropologi

            Sementara psikologi lintas budaya dan antropologi sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya sebagai contoh, banyak masalah yang menarik bagi psikolog yang tidak di tangani oleh antropolog, yang memiliki masalah mereka sendiri secara tradisional, termasuk topik-topik seperti kekerabatan distribusi tanah dan ritual. Ketika antroplog melakukan konsentrasi pada bidang psikolog,  mereka berfokus pada kegitan di mana data dapat di kumpulkan melalui pengamatan langsung, seperti usia anak- anak di bimbing atau praktek pengasuhan anak. Namun, tidak ada tubuh yang signifikan data. Antropologi ada banyak pertanyaan yang lebih abstrak sering di tangani oleh psikolog, seperti konsepsi budaya intelijen.
            Ruang lingkup antropologi sama dengan pengkajian secara psikologi lintas budaya (cross cultural) mengenai kepribadian dan system social budaya. Meliputi masalah-masalah sebagai berikut:
a.    Hubungan struktur social dan nilai-nilai budaya dengan pola pengasuhan anak pada umumnya.
b.    Hubungan antara struktur kepribadian rata dengan system peran (role system) dan aspek proyeksi dari kebudayaan.

·         Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Indigenous
            Psikologi lintas budaya dengan psikologi indigenous. Psikologi indigenous memiliki sifat yang dinamis, terus bergerak seiring dengan peradaban dan kultur manusia yang ada didalamnya. Psikologi indigenous itu sendiri mengenal tingkah laku asli dari masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar yang menetap di indonesia. Jadi arti dari Psikologi Indigenous adalah proses percampuran dari psikologi setempat dengan psikologi luar. Dan hubungannya dengan Psikologi Lintas Budaya adalah untuk mengetahui tentang adat istiadat serta menambah ragam budaya yang ada di Indonesia.

·         Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Budaya
            Psikologi lintas budaya sama seperti dengan Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Namun psikologi lintas budaya tidak hanya mempelajari faktor budaya dengan prilaku tetapi faktor antar budaya atau perbedaan budaya yang mempengaruhi prilaku manusia.

·         Hubungan Psikologi Lintas budaya dengan Imu Sosiologi
            Hubungan lintas budaya dengan ilmu sosiologi, kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Contoh : kebudayaan hindu budha adanya kontak dagang antara indonesia dengan india maka mengakibatkan adanya kontak budaya yang menghasilkan bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kebudayaan sendiri.


Referensi :
http://dynaandjayani.blogspot.com/2012/01/tugas-psikologi-lintas-budaya.html
http://myblogazette.blogspot.com/2012/09/pengertian-dan-tujuan-dari-psikologi.html
http://rosasayaya.blogspot.com/2012/09/pengertian-dan-tujuan-dari-psikologi.html
http://bigsidik.blogspot.com/2011/09/psikologi-lintas-budaya.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/01/psikologi-lintas-budaya-2/