February 24, 2011

Pohon yang malang

Sebenarnya perasaan terluka ku ini sudah lewat dari beberapa hari yang lalu , tapii karena kemarin mood saya hilang jadi belum bisa disampaikan melalui tulisan ini , okee sekarang saatnya saya bercerita tntang apa yang sedang aku alami saat ini . Aku ini ibarat pohon yang tumbang karena di terjang badai yang sangat besar , sebelum2nya memang banyak angin yang menerjang pohon ini tetapi ia masih kokoh berdiri , dan inilah saat dimana badai yang sangat besar itu terjadi sehingga kekuatan dari pohon ini pun ronta. Ya, begitulah aku saat ini , dimana aku hancur karena orang lain bukan karena problema yang dialami dengan dia . Aku yang begitu marah mendengar hari itu seorang teman mu melakukan perbuatan yang amat sangat melampaui batas menurutku , sama sekali yang tidak menghargai diriku meskipun hanya sebuah status palsu , namun jika lebih didalami hanya kita berdua saja yang tau . Mulai dari situ aku pun sangat membenci dirimu yang sama sekali tidak membela diriku yang di permainkan oleh teman-teman mu , andai aku dapat terbang aku akan menghampiri temanmu itu bahkan rasanya aku ingin sekali menamparnya dan menggunting mulutnya yang tak lebih baik dari si itik buruk rupa . Sampailah akhirnya kita dititik penghujung yang membuat kita saling membenci satu sama lain karena ulah teman-temanmu yang dapat dikatakan seperti ingin menghancurkan hubungan kita agar kamu bisa bersama wanita lain yang jauh lebih cantik dari ku tapi tidak lebih baik dari ku itu . Kebencian ada pada dirimu untuk diriku sekarang ini , betapa mirisnya hati ini jika mengintai kamu lewat sebuah jejaring social , kamu yang masih bergurau-gurau dengan temanmu itu , masih membicarakan bahkan menginjak-injakkan aku tanpa kamu memikirkan bagaimana perasaan ku . Sungguh memang kajamnya dirimu terhadapku , inikah jawaban dari semua yang telah kita lalui bersama , tanpa kamu perbaiki ini semua baik kamu menegur temanmu yang bermuka syaiton dan kamu utarakan maaf kepada ku , sejujurnya kata ‘ kasihan’ hanya kata itu yang aku ingin dengar dari kamu . sungguh kasihan aku yang telah di hujat banyak orang yaitu teman-temanmu yang aku benar-benar anggap sebagai sampah masyarakat dan tiada guna lagi . Aku hanyalah sebuah pohon yang telah mati akibat di terjang badai , akankah ada yang ingin menanamku lagi di kemudian hari , dan akankah tali silahturahmi kita hanya berjalan yang berakhir menyedihkan seperti ini , hanya waktu yang bisa menjawab semuanya . Dan sekarang untuk pohon yang malang , jangan takut , pasti akan ada orang yang mau menanam kau lagi , tersenyumlah dan bangun dari keterpurukan mu saat ini , karn ku yakin meski aku mengalami kegagalan yang rumit akan ada yang terbaik menanti ku di kemudian hari , belajar ikhlas .

Penjernihan Air Dengan Arang Sekam Padi

Tema : Metode Ilmiah


Penjernihan Air Dengan Arang Sekam Padi
                                                                                        Matematika & IAD


         Air adalah sumber kehidupan terpenting bagi makhluk hidup. Telah ditemukan cara-cara yang mudah dan alami tanpa menggunakan biaya yang relative mahal. Yaitu menggunakan arang sekam padi, yang biasa terdapat didaerah pedesaan . Manusia, hewan, maupun tumbuhan memerlukan air untuk mendukung kehidupannya. Ciri-ciri air yang aman dan sehat untuk dikonsumsi adalah jernih (tidak berwarna) , tidak berasa dan tidak berbau. Walau demikian untuk dapat dikonsumsi air dimasak terlebih dahulu sampai mendidih agar bakteri dan virus yang terdapat didalamnya mati. Masalah yang biasa di hadapi oleh masyarakat yang tinggal didaerah pinggiran desa pada saat musim hujan adalah sumber air bak sungai maupun telaga menjadi keruh. Namun karena terdapat arang sekam padi masalah tersebut dapat di atasi untuk menjernihkan air yang keruh. Meskipun sekam padi banyak terdapat di pedesaan, namun penggunaan sekam padi belum dimanfaatkan sepenuhnya. Berikut ini adalah alat dan bahan serta tahap pembuatan , penggunaan dan pemeliharaan tekhnologi penjernihan air dengan menggunakan sekam padi .

a.             Alat dan Bahan

1.      Alat :
·  1 buah bak penampungan
·  1 buah drum bekas

2.      Bahan :
·  10 kg arang                             
·  10 kg ijuk
·  Pasir beton halus
·  Batu kerikil
·  2 buah kran 1 inci
·  Batu denagn diametr 2-3 cm

b.      Cara kerja

1.      Pembuatan
·   Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak penampungan
·  Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri keran pada ketinggian 5cm dari dasar bak. Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang sekam padi, batu kerikil, dan batu-batu dengan diameter 2-3 cm.

2.      Penggunaan
·  Air sungai dialirkan kedalam bak penampungan yang lubang masuknya air telah diberi kawat kasa untuk menyaring kotoran.
·  Setelah bak penampungan penuh air, lubang untuk mengalirkan air dibuka ke bak penyaringan air. Kemudain kran yang terletak dibawah bak dibuka, beberapa menit kemudian air akan keluar. Mula-mula air agak keruh, tetapi setelah beberapa waktu selang air akan jernih. Agar air keluar tetap jernih , kran harus dibuka dengan aliran yang kecil.

3.      Pemeliharaan
·   Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan atau dijemur hingga kering.
·  Pasir halus dicuci dengan air bersih didalam ember, diaduk hingga kotoran dapat dikeluarkan, kemudian dijemur hingga kering.
·  Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus yang dicuci bersih dan dijemur hingga kering.
·  Batu dibersihkan hingga benar-benar bersih dari kotoran atau tanah yang melekat, kemudian dijemur.

Kesimpulan :
         Teknik menjernihkan air dengan arang sekam padi dapat diterapkan didaerah pedesaan terpencil, sumber air yang digunakan bisa berasal dari sungai, sawah, telaga, sumur , rawa-rawa, dan sebagainya. Namun, teknologi ini memiliki kekurangan yaitu jumlah air yang digunakan terbatas, bahan atau mineral yang digunakan harus sering diganti, tidak bisa digunakan menjernihkan air yang tercemar logam berat , dan air yang akan diminum harus dimasak terlebih dahulu.


Referensi : Buku Delita , Pendidikan linkungan Hidup

February 17, 2011

Lempung Tanah Liat

Tema : Manusia , rasa ingin tahu, pengetahuan


Lempung Tanah Liat
                             Matematika&iad


            Dahulu, manusia dengan rasa ingin tahunya yang hanya menggunakan akal fikiran kemudian ia berinisiatif untuk mencari jawaban , maka munculah berbagai hasil dari rasa ingin tahunya tersebut. Seperti dalam halnya manusia itu sendiri yang di dorong oleh faktor kebutuhan, jadi manusia hanya mengandalkan alam sekitar untuk menjalani kelangsunagn hidupnya. Kala itu belum ada tekhnologi yang canggih sehingga dengan terpaksa manusia yang hidup dizaman itu dituntut untuk berfikir apa yang bisa ia gunakan untuk menghasilkan sesuatu yang ia mau. Dizaman sekarang maupun dizaman purba terdahulu , yang dirasakan manusia sebagian besar sama dari waktu ke waktu. Sama-sama merasakan lapar, dingin , panas, haus, marah , senang , sedih biarpun adanya rentang waktu. Kali ini yang akan kita bahas adalah sebuah hasil karya dari rasa ingin tahu manusia itu sendiri terhadap jawabannya . Yaitu tergugahnya fikiran agar kelangsunagn hidup pun lebih mudah.
            Disaat manusia belum mempunyai akal fikiran yang sehat , yakni belum bisa mengontrol dirinya sendiri, kala itu yang lazim banyak dijumpai ialah batu. Manusia itu sendiri pun menggunakan batu untuk menghasilkan sebuah api , atau ia hanya menggunakan berbagai daun yang kemudian ia rangkai sedemikian rupa menyerupai baju. Setelah itu zaman terus berkembang dan berjalan , manusia itu sendiri pun sudah lebih berakal fikirannya , seperti contohnya mereka mulai membuat kapak yang berawal dari kapak yang kasar, kapak corong , sampai akhirnya kapak yang bisa di genggam . Zaman pun semakin lama semakin berjalan mengikuti waktu, manusia mulai hidup lebih berakal dari yang terdahulu. Meskipun hanya mengandalkan segenggam tanah, karena dahulu tanah berlimpah luas, manusia pun mencoba menghasilkan sesuatu dari rasa keingintahuannya, seperti diantaranya tanah liat untuk dibuat peralatan rumah tangga, bahkan hiasan yang bernilai artistik . Baru kemudian tanah liat itu di olah sedemikian rupa melalui cara yang culup rumit. Sampai akhinya muncul pengetahuan tentang kerajinan dari tanah liat. Manusia itu sendiri pun terbiasa menggunakan tanah liat pada akhirnya. Siapa sangka, hanya dengan bermodalkan tanah , dapat memudahkan segala sesuatu dari yang lebih sederhana dahulunya. Sampai akhirnya nanti manusia itu pun akan menjadi semakin berkembang dan terasah .