April 28, 2013

Behavior Therapy


Nama   : Nurulia Septyarini Fazria
Npm    : 18510910
Kelas   : 3PA01
Matakuliah : Psikoterapi

Behavior Therapy

            Behavior therapy didasarkan kepada teori-teori belajar. Bahwa perilaku maladaptive merupakan cara untuk menanggulangi stress yang sudah “terbiasa” pada diri seseorang. Behavior  therapy lebih memusatkan langsung pada perilaku itu sendiri.

Metode Behavior Therapy
            Metode dan teknik pendekatan terapi yang didasarkan kepada teori belajar adalah pengkondisian klasik dan pengkondisian operan. Pengkondisian klasik atau pengkondisian responden dari Pavlov, pada dasarnya melibatkan stimulus tak berkondisi (UCS) yang serta otomatis membangkitkan respon berkondisi (CR) , yang sama dengan respon tak berkondisi (UCR) apabila diasosiasikan dengan stimulus berkondisi (CS), sehingga lambat laun CS mengarahkan kemunculan CR
            Pengkondisian operan melibatkan pemberian reward kepada individu atas kemunculan tingkah laku yang diharapkan pada saat tingkah laku itu muncul. Dikenal dengan istilah “pengkondisian instrumental”, karena memperlihatkan bahwa tingkah laku instrumental dapat dimunculkan oleh organisme yang aktif sebelum reinforcement diberikan untuk tingkah laku tersebut.

Teknik terapi
            Beberapa teknik yang didasarkan kepada teori belajar antara lain:
1.         Desensitisasi sistematis
Desensitisasi sistematis adalah teknik yang digunakan untuk menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negative, serta memunculkan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang dihilangkan tersebut.
            Dua unsur disensitisasi sistematis, yaitu:
            a.  Relaksasi
                 Relaksasi adalah  suatu prosedur pelatihan bagi individu untuk melemaskan otot-otot.
            b.  Hirarki kecemasan
                 Adalah sejumlah situasi atau stimulus yang membuat orang mengalami kecemasan
2.         Pelatihan asertif
Dengan pelatihan asertif seorang klien tidak hanya mengurangi kecemasannya akan tetapi sekaligus juga mengembangkan teknik penanggulangan yang efektif. Latihan asertif diberikan secara bertahap, dimulai dari lahitan permainan peran dengan terapis sampai dengan menghadapi situasi kehidupan yang sebenarnya.
3.         Modeling
Penggunaan teknik penikohan dalam terapi perilaku meliputi tokoh yang nyata, tokoh yang dilihat melalui film, atau tokoh dalam imajinasi. Menunjukkan terjadinya proses belajar melalui pengamatan dari orang lain melalui pengamatan dari orang lain dan perubahan yang terjadi karena melaui peniruan.
4.         Gestalt
                        Memperbaiki hubungan yang tidak baik antara manusia dan lingkungannya.
5.         Terapi Implosif
Pasien dengan ansietas yang disebabkan situasi, secara langsung dipajankan terhadap situasi tersebut untuk jangka waktu tertentu (flooding) atau dalam imajinasi
6.         Terapi aversi
Paien diberikan stimulus yang tidak menyenangkan missal suara keras pada saat perilaku yang tidak dikehendaki muncul.
7.         Positif reinforcement
           
Daftar pustaka:
Riyanti, B.P. Dwi dan Prabowo, Hendro. (1998). Psikologi Umum II. Jakarta: Universitas Gunadarma
Sarwono, S. (1999). Psikologi sosial. Jakarta: PT Balai pustaka
Gunarsa, Singgih D. 1992. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Maulany, R. (1997). Psikiatri. Jakarta: Buku kedokteran EGC





No comments: