Nama :
Nurulia Septyarini Fazria
Npm :
18510910
Kelas :
3PA01
Mata kuliah : Psikoterapi
Person Center Therapy
Pengertian Client Center Therapy
Adalah
terapi yang dikembangkan oleh Carl Rogers yang didasarkan pada asumsi bahwa
klien merupakan ahli yang paling baik bagi dirinya sendiri dan merupakan orang
yang mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri. Tugas terapis adalah
mempermudah proses pemecahan masalah mereka sendiri. Terapi juga tidak
mengajukan pertanyaan menyelidik, membuat penafsiran, atau mengajukan
serangkaian tindakan. Terapis lebih dikenal sebagai fasilitator.
Klien
harus memiliki beberapa persyaratan untuk mencapai pemahaman klien terhadap
masalah yang dihadapi, diantaranya adalah empati, rapport, dan ikhlas. Empati
adalah kemampuan memahami perasaan yang dapay mengungkapkan keadaan klien dan
kemampuan mengkomunikasikan pemahaman ini kepada klien. Rapport adalah menerima
klien dengan tulus sebagaimana adanya, termasuk pengakuan bahwa orang tersebut
memiliki kemampuan untuk terlibat secara konstruktif dengan masalahnya. Ikhlas
dalam arti sifat terbuka, jujur, dan tidak berpura-pura atau bertindak dibalik
topeng profesinya. Selain itu terdapat pula jaminan bahwa masalah yang diungkap
klien dijamin kerahasiaannya serta adanya kebebasan bagi klien untuk kembali
lagi berkonsultasi atau tidak sama sekali jika klien sudah dapat memehami permasalahannya
sendiri.
Menurut
Rogers, pertanyaan “Siapa saya?” menjadi penyebab kebanyakan seseorang datang
ke terapis untuk psikoterapi. Kebanyakan dari mereka bertanya “Bagaimana saya
dapat menemukan diri nyata saya?” ”Bagaimana saya dapat menjadi apa yang saya
inginkan?” “Bagaimana saya memahami apa yang ada dibalik dinding saya dan
menjadi diri sendiri?”
Tokoh Person Center Therapy
Rogers
adalah pelopor didalam penyelidikan dibidang konseling dan psikoterapi.
Pandangan Rogers tentang sifat naluri manusia adalah fenomenologis, yaitu kita
membentuk diri sendiri sesuai dengan persepsi kita tentang realitas. Teori
Rogers bertumpu pada suatu asumsi bahwa klien bisa memahami faktor dalam hidup
mereka yang menjadikan mereka tidak bahagia. Mereka juga memiliki kapasitas
untuk mengarahkan dir mereka sendiri dan mengadakan perubahan pribadi yang
konstruktif.
Tujuan Person Center Therapy
Menciptakan
iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi pribadi yang dapat
berfungsi penuh. Guna mencapai tujuan tersebut terapis perlu mengusahakan agar
klien dapat menghilangkan topeng yang dikenakannya dan mengarahkannya menjadi
dirinya sendiri.
Teknik dan Prosedur Terapi
Dalam
kerangka terpusat pada pribadi “tekniknya” adalah mendengarkan, menerima,
menghormati, memahami dan berbagi. Pendekatan berpusat pada pribadi yang ada
sekarang dipahami sebagai yang terutama untuk proses menolong klien bisa
menemukan makna personal yang baru dan lebih memuaskan tentang dirinya sendiri
dan dunia tempat ia tinggal.
Kelebihan
Terapi
terpusat pada pribadi didasarkan pada falsafah sifat naluri manusia yang
menegaskan adanya usaha untuk beraktualisasi diri. Selanjutnya pandangan Rogers
tentang sifat naluri manusia adalah fenomenologis, yaitu kita membentuk diri
sendiri sesuai dengan persepsi kita tentang realitas. Kita dimotifikasi untuk mangaktualisasi
diri kita sendiri dalam lingkup persepsi kita akan realitas.
Kekurangan
Kerawanan
dari pendekatan terpusat pada pribadi merupakan gejala dari para praktisi untuk
bersikap sangat menunjang tanpa harus menantang. Karena kesalahpahaman mereka akan
konsep dasar dari pendekatan itu, beberapa orang dari mereka telah membatasi
lingkup response mereka terhadap refleksi dan mendengarkan secara empati.
Salah
satu keterbatasan dari pendekatan itu adalah cara beberapa orang praktisi
menjadi “terpusat pada klien” dan kehilangan citra rasa kepribadian mereka
sendiri serta keunikannya.
Daftar Pustaka :
· Corey, Gerald. 1995. Teori dan Praktek
dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke-4. Diterjemahkan oleh: Drs. Mulyarto.
Semarang: IKIP Semarang Press
·
Riyanti, B.P. Dwi dan Prabowo, Hendro.
1998. Psikologi Umum II. Jakarta: Universitas Gunadarma
·
Suryabrata, Sumardi. 1982. Psikologi
Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada