Nama :
Nurulia Septyarini Fazria
Npm :
18510910
Kelas :
3PA01
Matakuliah : Psikoterapi
Rational Emotive Therapy
Tokoh Rational Emotive Therapy
Albert
Ellis lahir pada tanggal 27 September 1913 di Pittsburgh, Pennsylvania. Terapi
rasional emotif pertama kali diperkenalkan pada tahun 1955. Ellis sendiri
mengatakan bahwa dialah yang mempelopori seks terapi.Ia juga seorang
psikoanalis yang merasakan bahwa pendekatan psikoanalisis tidak efisien.
Terapi rasional emotif (RET)
Ellis
mengatakan bahwa terapi rasional emotif mendasarkan pada konsep bahwa berpikir
dan berperasaan saling berkaitan, namun dalam pendekatannya lebih
menitikberatkan pada pikiran daripada ekspresi emosi seseorang.
Pandangan terhadap konsep manusia dari
sudut pendekatan terapi rasional emotif dan perkembangan kearah timbulnya
perasaan tidak bahagia karena gangguan emosi yang dialami Patterson (dalam Gunarsa,2007):
1. Manusia
adalah pribadi unik rasional dan tidak rasional
2. Hambatan
emosi atau psikologis akibat dari cara berpikir yang tidak rasional.
3. Pikiran
tidak rasional berakar pada hal-hal yang tidak logis dipelajari sejak awal,
sesuatu yang terjadi secara biologis diperoleh dari orang tua dan lingkungan
budayanya.
4. Manusia
berpikir dengan memperkenalkan simbol dan bahasa.
5. Berlanjutnya
hambatan emosi adalah akibat dari verbalisasi diri.
6. Manusia
punya sumber yang luas dan bebas untuk mengaktualisasikan kemampuannya dan
dapat mengubah tujuan pribadi maupun sosialnya.
Sasaran Terapi rasional emotif (RET)
Adalah
untu membantu orang hidup ebih lama, mengurangu gangguan emosional dan perilaku
penaklukan diri dan mengaktualisasikan dirinya sehingga mereka hidup dalam
eksistensi yang lebih terpenuhi, berbahagia.
Cara terapi
Pasien
harus membedakan antara keyakinan yang rasional dengan keyakinan yang tidak
rasional. Terapis menentangnya apakah pasien akan meneruskan keinginannya untuk
merusak dirinya, atau tidak. Terapis mendorongnya bahkan lebih kuat lagi yakni
menginstruksikan agar melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan.
Langkah
kedua menunjukkan kepada pasien bahwa pasien mempertahankan perilakunya yang
terganggu karena pasien meneruskan cara berpikirnya yang tidak logis
Langkah
ketiga bertujuan mengubah cara berpikir pasien dengan membuang cara berpikir
yang tidak logis.
Langkah keempat ditujan terhadap aspek
yang lebih jauh lagi, tidak hanya menghadapi proses berpikir yang tidak logis
terhadap hal-hal yang khusus, melainkan terhadap hal-hal yang lebih luas yang
menyangkut kehidupan sehari-hari.
Peran dan kegiatan terapis:
1. Bawalah
pasien sampai pada akar persoalannya yang menimbulkan pikiran tidak rasional
dan yang menimulkan gangguan pada perilaku.
2. Doronglah
pasien agar mengemukakan pikiran-pikirannya
3. Tunjukkan
pada pasien dasar pemikirannya yang tidak logis
4. Pergunakan
analisis logis untuk mengurangi keyakinan yang tidak rasional
5. Kemukakan
kepada pasien bagaimana keyakinan ini tidak jalan dan bagaimana hal tersebut
akan menimbulkan gangguan emosi maupun perilaku dikemudian hari
6. Pergunakan
humor dan cara lain yang mungkin dirasakan aneh atau yang bukan seperlunya,
untuk menghadapi cara berpikir pasien yang tidak rasional
7. Jelaskan
bagaimana pikiran ini dapat diganti dengan pikiran lain yang lebih rasional dan
yang lebih memiliki dasar empiric yang kuat
8. Ajarlah
pasien bagaimana mempergunakan pendekatan ilmiah dan proses berikutnya,
sehingga mereka dapat mengamati dan kemudian mengurangi cara berpikir yang
tidak rasional dan logis yang dapat menimbulkan kesulitan dalam dirinya
dikemudian hari.
Daftar Pustaka:
- · Corey, Gerald. (1995). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke-4. Diterjemahkan oleh: Drs. Mulyarto. Semarang: IKIP Semarang Press
- · Gunarsa, S. (2007). Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
- · Maulany, R. (1997). Psikiatri. Jakarta: Buku kedokteran EGC
No comments:
Post a Comment