Dear gaemgyu:
this is a letter for you
from a girl who like you actualy
hey boy, i like you not because you're so handsome
not because you are so famous
but, i like you because your personality
your behavior make me laugh, laugh and laugh
Really really happy to see you thougt for a far
so thank you for make me laugh
don't change, because I love this state even though you didn't recognize me
i'm sure if we meet you didn't like that
be healthy,, i always thingking about you
you were always my mind
see ya
welcome :) this is my story, my note,my description and naration. hope you enjoy visit in my world. salam
April 28, 2013
Behavior Therapy
Nama :
Nurulia Septyarini Fazria
Npm :
18510910
Kelas :
3PA01
Matakuliah : Psikoterapi
Behavior Therapy
Behavior
therapy didasarkan kepada teori-teori belajar. Bahwa perilaku maladaptive merupakan
cara untuk menanggulangi stress yang sudah “terbiasa” pada diri seseorang.
Behavior therapy lebih memusatkan
langsung pada perilaku itu sendiri.
Metode Behavior Therapy
Metode
dan teknik pendekatan terapi yang didasarkan kepada teori belajar adalah
pengkondisian klasik dan pengkondisian operan. Pengkondisian klasik atau
pengkondisian responden dari Pavlov, pada dasarnya melibatkan stimulus tak
berkondisi (UCS) yang serta otomatis membangkitkan respon berkondisi (CR) , yang
sama dengan respon tak berkondisi (UCR) apabila diasosiasikan dengan stimulus
berkondisi (CS), sehingga lambat laun CS mengarahkan kemunculan CR
Pengkondisian
operan melibatkan pemberian reward kepada individu atas kemunculan tingkah laku
yang diharapkan pada saat tingkah laku itu muncul. Dikenal dengan istilah “pengkondisian
instrumental”, karena memperlihatkan bahwa tingkah laku instrumental dapat
dimunculkan oleh organisme yang aktif sebelum reinforcement diberikan untuk
tingkah laku tersebut.
Teknik terapi
Beberapa
teknik yang didasarkan kepada teori belajar antara lain:
1. Desensitisasi
sistematis
Desensitisasi sistematis adalah teknik yang
digunakan untuk menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negative,
serta memunculkan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan tingkah laku
yang dihilangkan tersebut.
Dua
unsur disensitisasi sistematis, yaitu:
a. Relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur pelatihan bagi individu untuk
melemaskan otot-otot.
b. Hirarki kecemasan
Adalah sejumlah situasi atau stimulus yang
membuat orang mengalami kecemasan
2. Pelatihan
asertif
Dengan pelatihan asertif seorang klien tidak hanya
mengurangi kecemasannya akan tetapi sekaligus juga mengembangkan teknik
penanggulangan yang efektif. Latihan asertif diberikan secara bertahap, dimulai
dari lahitan permainan peran dengan terapis sampai dengan menghadapi situasi
kehidupan yang sebenarnya.
3. Modeling
Penggunaan teknik penikohan dalam terapi perilaku
meliputi tokoh yang nyata, tokoh yang dilihat melalui film, atau tokoh dalam
imajinasi. Menunjukkan terjadinya proses belajar melalui pengamatan dari orang
lain melalui pengamatan dari orang lain dan perubahan yang terjadi karena
melaui peniruan.
4. Gestalt
Memperbaiki
hubungan yang tidak baik antara manusia dan lingkungannya.
5. Terapi
Implosif
Pasien dengan ansietas yang disebabkan situasi,
secara langsung dipajankan terhadap situasi tersebut untuk jangka waktu tertentu
(flooding) atau dalam imajinasi
6. Terapi
aversi
Paien diberikan stimulus yang tidak menyenangkan missal
suara keras pada saat perilaku yang tidak dikehendaki muncul.
7. Positif
reinforcement
Daftar pustaka:
Riyanti, B.P. Dwi dan Prabowo, Hendro. (1998). Psikologi Umum II. Jakarta: Universitas
Gunadarma
Sarwono, S. (1999). Psikologi sosial. Jakarta: PT Balai pustaka
Gunarsa, Singgih D. 1992. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta:
Gunung Mulia
Maulany, R. (1997). Psikiatri. Jakarta: Buku kedokteran EGC
April 21, 2013
Rational Emotive Therapy
Nama :
Nurulia Septyarini Fazria
Npm :
18510910
Kelas :
3PA01
Matakuliah : Psikoterapi
Rational Emotive Therapy
Tokoh Rational Emotive Therapy
Albert
Ellis lahir pada tanggal 27 September 1913 di Pittsburgh, Pennsylvania. Terapi
rasional emotif pertama kali diperkenalkan pada tahun 1955. Ellis sendiri
mengatakan bahwa dialah yang mempelopori seks terapi.Ia juga seorang
psikoanalis yang merasakan bahwa pendekatan psikoanalisis tidak efisien.
Terapi rasional emotif (RET)
Ellis
mengatakan bahwa terapi rasional emotif mendasarkan pada konsep bahwa berpikir
dan berperasaan saling berkaitan, namun dalam pendekatannya lebih
menitikberatkan pada pikiran daripada ekspresi emosi seseorang.
Pandangan terhadap konsep manusia dari
sudut pendekatan terapi rasional emotif dan perkembangan kearah timbulnya
perasaan tidak bahagia karena gangguan emosi yang dialami Patterson (dalam Gunarsa,2007):
1. Manusia
adalah pribadi unik rasional dan tidak rasional
2. Hambatan
emosi atau psikologis akibat dari cara berpikir yang tidak rasional.
3. Pikiran
tidak rasional berakar pada hal-hal yang tidak logis dipelajari sejak awal,
sesuatu yang terjadi secara biologis diperoleh dari orang tua dan lingkungan
budayanya.
4. Manusia
berpikir dengan memperkenalkan simbol dan bahasa.
5. Berlanjutnya
hambatan emosi adalah akibat dari verbalisasi diri.
6. Manusia
punya sumber yang luas dan bebas untuk mengaktualisasikan kemampuannya dan
dapat mengubah tujuan pribadi maupun sosialnya.
Sasaran Terapi rasional emotif (RET)
Adalah
untu membantu orang hidup ebih lama, mengurangu gangguan emosional dan perilaku
penaklukan diri dan mengaktualisasikan dirinya sehingga mereka hidup dalam
eksistensi yang lebih terpenuhi, berbahagia.
Cara terapi
Pasien
harus membedakan antara keyakinan yang rasional dengan keyakinan yang tidak
rasional. Terapis menentangnya apakah pasien akan meneruskan keinginannya untuk
merusak dirinya, atau tidak. Terapis mendorongnya bahkan lebih kuat lagi yakni
menginstruksikan agar melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan.
Langkah
kedua menunjukkan kepada pasien bahwa pasien mempertahankan perilakunya yang
terganggu karena pasien meneruskan cara berpikirnya yang tidak logis
Langkah
ketiga bertujuan mengubah cara berpikir pasien dengan membuang cara berpikir
yang tidak logis.
Langkah keempat ditujan terhadap aspek
yang lebih jauh lagi, tidak hanya menghadapi proses berpikir yang tidak logis
terhadap hal-hal yang khusus, melainkan terhadap hal-hal yang lebih luas yang
menyangkut kehidupan sehari-hari.
Peran dan kegiatan terapis:
1. Bawalah
pasien sampai pada akar persoalannya yang menimbulkan pikiran tidak rasional
dan yang menimulkan gangguan pada perilaku.
2. Doronglah
pasien agar mengemukakan pikiran-pikirannya
3. Tunjukkan
pada pasien dasar pemikirannya yang tidak logis
4. Pergunakan
analisis logis untuk mengurangi keyakinan yang tidak rasional
5. Kemukakan
kepada pasien bagaimana keyakinan ini tidak jalan dan bagaimana hal tersebut
akan menimbulkan gangguan emosi maupun perilaku dikemudian hari
6. Pergunakan
humor dan cara lain yang mungkin dirasakan aneh atau yang bukan seperlunya,
untuk menghadapi cara berpikir pasien yang tidak rasional
7. Jelaskan
bagaimana pikiran ini dapat diganti dengan pikiran lain yang lebih rasional dan
yang lebih memiliki dasar empiric yang kuat
8. Ajarlah
pasien bagaimana mempergunakan pendekatan ilmiah dan proses berikutnya,
sehingga mereka dapat mengamati dan kemudian mengurangi cara berpikir yang
tidak rasional dan logis yang dapat menimbulkan kesulitan dalam dirinya
dikemudian hari.
Daftar Pustaka:
- · Corey, Gerald. (1995). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke-4. Diterjemahkan oleh: Drs. Mulyarto. Semarang: IKIP Semarang Press
- · Gunarsa, S. (2007). Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
- · Maulany, R. (1997). Psikiatri. Jakarta: Buku kedokteran EGC
April 14, 2013
Analisis Transaksional
Nama :
Nurulia Septyarini Fazria
Npm :
18510910
Kelas :
3PA01
Matakuliah : Psikoterapi
Analisis Transaksional
Analisis Transaksional
menurut Eric Berne adalah suatu pendekatan untuk mensistematisasi, menganalisis
dan mengubah saling pengaruh diantara manusia, yang menekankan interaksi
keduanya (antara diri dan manusia lain) dan kesadaran internal (regulasi diri
dan ekspresi diri). Tinjauan teoritik tentang analisis transaksional dikaitkan
dengan suatu pendekatan yang mengaitkan internal (intrapsikis) dengan
interpersonal dan relasional. Makna analisis transaksional adalah untuk memperkaya
kemampuan-kemampuan menghadapi (coping) dan mengatur (regulatory) situasi yang
paling dalam dan interaksi kehidupan nyata.
Analisis transaksional dibagi kedalam
kategori sebagai berikut:
1.
Keadaan ego (ego states)
Realitas ego yang benar-benar dialami oleh seseorang
secara mental dan fisik pada waktu tertentu
2.
Transaksi (transactions)
Suatu transaksi yang terdiri atas satu stimulus tunggal
dan satu respon tunggal, verbal dan non verbal merupakan unit dari tindakan
sosial.
3.
Permainan dan drama segitiga (games and the drama triangle)
Suatu urutan transaksi tersembunyi yang berlangsung
melalui tahap-tahap yang didefinisikan dengan baik hingga suatu dampak yang
dapat diramalkan.
4.
Naskah (scripts)
Konsep tentang matriks naskah, membantu melihat
bagaimana keputusan-keputusan (pesan-pesan negatif) disampaikan kepada keadaan
ego anak.
5.
Gerakan dan lakon cerita (strokes and scriptwork)
6.
Posisi kehidupan (life positions)
7.
Perintah dan keputusan ulang naskah (script injunctions and redecision)
Gagasan
penyembuhan analisis transaksional:
1. Pengendalian sosial
Dengan cara memperoleh penguasaan atas
perilaku-perilaku disfungsional
2. Penyembuhan gejala
3. Penyembuhan transferensi
4. Penyembuhan naskah
Terapis analisis
transaksional telah membagi penyembuhan kedalam penyembuhan sosial dan psikologis,
yang menggunakan alat-alat untuk bekerja dalam berbagai bidang praktik,
diantaranya:
1. Terapi pasangan
2. Terapi kelompok kecil
3. Terapi keluarga
4. Ruang kerja dan perkembangan organisasi
Tahap analisis
transaksional cocok digunakan dalam pertemuan sosial yang disebut
transaksional, yaitu pertemuan dua atau lebih individu. Orang pertama menciptakan
stimulasi transaksional, orang kedua menghasilkan respon transaksional.
Daftar pustaka:
Gilbert, J &
Albert, A. (2007). Buku pintar pekerja sosial. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Naisaban,
L. (2004). Para psikolog terkemuka dunia: riwayat hidp, pokok pikiran, dan
karya. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
Subscribe to:
Posts (Atom)