Nama :
Nurulia Septyarini Fazria
Npm :
18510910
Kelas :
3PA01
Mata kuliah : Psikologi Lintas Budaya
Tema1 : Pengertian dan
tujuan dari Psikologi Lintas Budaya serta menjelaskan hubungannya antara Psikologi Lintas Budaya dengan
disiplin ilmu yg lain
Psikologi
Lintas Budaya
Pengertian
Psikoligi Lintas Budaya
Dalam
tugas pertama dari matakuliah Psikologi Lintas Budaya mengenai Psikologi Lintas Budaya itu sendiri.
Sebelum kita membahas lebih jauh, terlebih dahulu kita mengetahui pengertian dari Psikologi Lintas Budaya.
Pengertian dari Psikologi Lintas Budaya itu sendiri ialah kajian mengenai
persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai
budaya dan kelompok etnik, mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha (variabel)
psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis, serta mengenai
perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
Menurut
Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai
perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu
dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini
mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia
dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan
memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa
segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset lintas-budaya dalam
psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis
di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan
antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan
perilaku.
Definisi
lainnya diberikan oleh Herskovits, yang mendefinisikan budaya sebagai hasil
karya manusia sebagai bagian dari lnnya (culture is the human-made part of the
environment). Artinya segala sesuatu yang merupakan hasil dari perbuatan
manusia, baik hasil itu abstrak maupun nyata, asalkan merupakan proses untuk
terlibat dalam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial, maka bisa
disebut budaya. Tentu saja definisi ini juga sangat luas. Namun definisi
tersebut digunakan oleh Harry C. Triandis, salah seorang pakar psikologi lintas
budaya paling terkemuka, sebagai dasar bagi penelitian-penelitiannya (lihat
Triandis, 1994) karena definisi tersebut memungkinkannya untuk memilah adanya
objective culture dan subjective culture. Budaya objektif adalah segala sesuatu
yang memiliki bentuk nyata, seperti alat pertanian, hasil kesenian, rumah, alat
transportasi, alat komunikasi dan sebagainya. Sedangkan budaya subjektif adalah
segala sesuatu yang bersifat abstrak misalnya norma, moral, nilai-nilai,dan
lainnya.
Tujuan
Psikologi Lintas Budaya
Tujuan
yang pertama yang paling nyata ialah pengujian kerampatan (generality)
pengetahuan dan teori psikolos yang ada. Tujuan ini pernah diuraikan oleh J.W.
Whiting (1968). Ia mengatakan bahwa kita menggunakan psikologi lintas budaya
melaui penggunaan data “beragam orang dari seantero dunia semata-mata untuk menguji
hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan prilaku manusia”. Dawson (1971)
mengajukan tujuan ini ketika menyatakan bahwa psikologi lintas budaya dirancang
“agar kesahihan universal teori-teori psikologi dapat dikali secara lebih
efektif.” Pandangan ini lebih jauh digaungkan olehSeggal dan kawan-kawan
(1990), yang menyatakan bahwa “ mengingat pentingnya budaya sebagai suatu
penentu prilaku, para psikologi wajib menguji kerapatan lintas budaya dari
asas-asas mereka sebelum menerapkan asas-asas itu”.
Menurut
Berry dan Darsen (1974) yang disebut dengan “tujuan membawa dan menguji “
adalah sang psikologi berusaha membawa hipotesis dan temuan mereka ke
lingkungan budaya lain untuk menguji daya terapannya dalam kelompok manusia
lain serta bertujuan untuk menemukan variasi psikologis yang tidak dijumpai
dalam pengalaman budaya seseorang yang memang terbatas. Tujuan ini juga
bertujuan untuk menjernihkan tujuan-tujuan yang lain , sehingga dari kegagalan
itu, kita dapat mencari tau sebab-sebabnya atau menemukan cara-cara
alternative. Dengan demikian tujuan psikologi Lintas Budaya adalah mencari
perbedaan serta persamaan dari psikologi dalam berbagai budaya. Budaya dalam
kehidupan manusia adalah hal yang dekat dan melekat pada nya. Budaya merupakan
hasil karya manusia, lahir untuk manusia dalam mengatur dan mendukung kehidupan
nya.
Tujuan
mempelajari Psikologi Lintas Budaya yaitu menjadikan kehidupan ini menjadi
lebih baik dengan keadaan akhir yang di inginkan tersebut. Kelly
mendefinisikan budaya sebagai bagian besar yang terlibat dalam proses harapan
-harapan yang di pelajari atau di alami.
Orang -orang memiliki kelompok budaya yang sama akan mengembangkan cara - cara
tertentu dalam mengkonstruk peristiwa - peristiwa , dan mereka pun
mengembangkan jenis - jenis harapan yang sama mengenai jenis perilaku tertentu
.
Hubungan
Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin ilmu lain
·
Hubungan
Psikologi Lintas budaya dengan ilmu Antropologi
Sementara
psikologi lintas budaya dan antropologi sering tumpang tindih, baik disiplin
cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya sebagai contoh,
banyak masalah yang menarik bagi psikolog yang tidak di tangani oleh
antropolog, yang memiliki masalah mereka sendiri secara tradisional, termasuk
topik-topik seperti kekerabatan distribusi tanah dan ritual. Ketika antroplog
melakukan konsentrasi pada bidang psikolog, mereka berfokus pada
kegitan di mana data dapat di kumpulkan melalui pengamatan langsung, seperti
usia anak- anak di bimbing atau praktek pengasuhan anak. Namun, tidak ada tubuh
yang signifikan data. Antropologi ada banyak pertanyaan yang lebih abstrak
sering di tangani oleh psikolog, seperti konsepsi budaya intelijen.
Ruang
lingkup antropologi sama dengan pengkajian secara psikologi lintas budaya
(cross cultural) mengenai kepribadian dan system social budaya. Meliputi
masalah-masalah sebagai berikut:
a. Hubungan struktur social dan nilai-nilai
budaya dengan pola pengasuhan anak pada umumnya.
b. Hubungan antara struktur kepribadian rata
dengan system peran (role system) dan aspek proyeksi dari kebudayaan.
·
Hubungan
Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Indigenous
Psikologi
lintas budaya dengan psikologi indigenous. Psikologi indigenous memiliki sifat
yang dinamis, terus bergerak seiring dengan peradaban dan kultur manusia yang
ada didalamnya. Psikologi indigenous itu sendiri mengenal tingkah laku asli
dari masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar yang menetap di indonesia.
Jadi arti dari Psikologi Indigenous adalah proses percampuran dari psikologi setempat
dengan psikologi luar. Dan hubungannya dengan Psikologi Lintas Budaya adalah
untuk mengetahui tentang adat istiadat serta menambah ragam budaya yang ada di
Indonesia.
·
Hubungan
Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Budaya
Psikologi
lintas budaya sama seperti dengan Psikologi budaya mencoba mempelajari
bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Namun
psikologi lintas budaya tidak hanya mempelajari faktor budaya dengan prilaku
tetapi faktor antar budaya atau perbedaan budaya yang mempengaruhi prilaku
manusia.
·
Hubungan
Psikologi Lintas budaya dengan Imu Sosiologi
Hubungan
lintas budaya dengan ilmu sosiologi, kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau
individu. Contoh : kebudayaan hindu budha adanya kontak dagang antara indonesia
dengan india maka mengakibatkan adanya kontak budaya yang menghasilkan
bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kebudayaan
sendiri.
Referensi :
http://dynaandjayani.blogspot.com/2012/01/tugas-psikologi-lintas-budaya.html
http://myblogazette.blogspot.com/2012/09/pengertian-dan-tujuan-dari-psikologi.html
http://rosasayaya.blogspot.com/2012/09/pengertian-dan-tujuan-dari-psikologi.html
http://bigsidik.blogspot.com/2011/09/psikologi-lintas-budaya.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/01/psikologi-lintas-budaya-2/
No comments:
Post a Comment