Nama :
Nurulia Septyarini Fazria
Npm :
18510910
Kelas :
3PA01
Matakuliah : Psikoterapi
Logo therapy
Adalah
terapi yang dilakukan untuk membantu individu mengemban tanggung jawab
personal. Tema utamanya ialah pencarian makna (logos) dalam hidup. Kata logo
beasal dari kata logos dalam bahasa yunani yang berarti makna.
Tokohnya:
Viktor. E Frankl, mendasarkan keyakinan
pada observasinya tentang individu di kamp konsentrasi di Jerman pada perang
dunia II. Keingintahuannya tentang mengapa beberapa individu bertahan hidup
sedangkan yang lainnya tidak, mengarahkannya pada kesimpulan bahwa individu
yang bertahan mampu menemukan makna hidup, bahkan dalam kondisi yang sangat
buruk. Oleh karena itu, pencarian makna (logos) merupakan tema utama dalam logo
terapi. Frank menekankan bahwa makna hidup yang sebenarnya harus ditemukan
dalam realitas, bukan hanya didalam batin atau jiwa manusia. Mengenai hal itu Frank
menggunakan istilah the self transcendence of human existence (transendensi
dari dalam keberadaan manusia).
Makna hidup
Logo terapi mengajarkan bahwa ada tiga
jalan yang dapat ditempuh seseorang untuk menemukan makna hidup. Pertama
melalui karya atau tindakan. Kedua, mengenai pengalaman atau mengenal
seseorang, dalam cinta. Ketiga, yang terpenting dalam mengubah diri sendiri
mengubah tragedy menjadi kemenangan.
Hakekat dari eksistensi manusia terdiri
dari 3 faktor, yaitu:
1.
Spiritualitas.
Spiritualitas adalah
suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak dapat direduksikan, tidak dapat
diterangkan dengan istilah – istilah material, meskipun dapat dipengaruhi oleh
dunia material, namun tidak dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu.
Merupakan suatu konsep yang sulit dirumuskan namun tidak dapat direduksikan dan
tidak dapat diterangkan dengan bentuk-bentuk yang bersifat material, kendatipun
spiritual dapat dipengaruhi oleh dimensi kebendaan. Namun tetap saja
spiritualitas tidak dapat disebabkan ataupun dihasilkan oleh hal-hal yang
bersifat bendawi tersebut. Istilah spiritual ini dapat disinonimkan dengan
istilah jiwa. Manusia tidak dapat didikte oleh faktor-faktor non-spiritual
seperti instink, kondisi spesifik, atau lingkungan.
2.
Kebebasan.
Adanya suatu keadaan
dimana manusia tidak didikte oleh faktor – faktor non spiritual, insting,
warisan kita yang khusus atau kondisi lingkungan. Kebebasan tidak dibatasi oleh
hal-hal yang bersifat non spiritual, oleh insting-insting biologis, apalagi
oleh kondisi-kondisi lingkungan. Manusia dianugerahi kebebasan oleh
penciptanya, dan dengan kebebasan tersebut ia diharuskan untuk memilih
bagaimana hidup dan bertingkah laku yang sehat secara psikologis. Individu yang
tidak tahu bagaimana cara memanfaatkan kebebasan yang dianugerahkan Tuhan
kepadanya, adalah individu yang mengalami hambatan psikologis atau neurotis.
Individu yang neurotik akan menghambat pertumbuhan sekaligus pemenuhan potensi-
potensi yang mereka miliki, sehingga akan mengganggu perkembangan sebagai
individu secara penuh.
3.
Tanggung jawab.
Tidak cukup merasa
bebas untuk memilih namun manusia juga harus menerima tanggung jawab terhadap
pilihan tersebut. Logotherapy mengingatkan manusia terhadap tanggung jawab
dengan kalimat berikut, “Hiduplah seolah – olah anda hidup untuk kedua kalinya,
dan bertindak salah untuk pertama kalinya kira – kira demikian anda bertindak
sekarang.”Individu yang sehat secara psikologis menyadari sepenuhnya akan beban
dan tanggung jawab yang harus mereka pikul dalam setiap fase kehidupannya,
sekaligus menggunakan waktu yang mereka miliki dengan bijaksana agar hidup
dapat berkembang ke arah yang lebih baik.Kehidupan yang penuh arti sangat
ditentukan oleh kualitasnya, bukan berapa lama atau berapa panjang usia hidup.
Keberadaan manusia akan menjadi sehat dan efektif jika faktor-faktor tersebut
di atas dapat terealisasikan dengan baik dan benar dalam setiap tindakan yang
dilakukan oleh individu.Untuk mencapai dan menggunakan spiritualitas, kebebasan
dan tanggung jawab semuanya tergantung pilihan yang dibuat oleh manusia itu sendiri.
Tanpa ketiga – tiganya tidak mungkin menemukan arti dan maksud dalam kehidupan.
Dalam sistem Frankl, ada satu dorongan yang fundamental yakni kemauan akan arti
yang kuat hingga mampu mengalahkan semua dorongan lain pada manusia. Tanpa arti
untuk kehidupan, tidak ada alasan untuk meneruskan kehidupan. Arti kehidupan
sangat istimewa dan unik bagi setiap individu sehingga arti kehidupan menjadi
berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain bahkan dari momen yang satu
ke momen berikutnya. Karena adanya perbedaan tersebut maka setiap orang harus
menemukan caranya sendiri untuk memberikan respon.
Tujuan:
Menurut Frankl, terdapat dua tujuan yang
berorientasi pada diri adalah kesenangan dan aktualisasi diri:
a
Frankl menyatakan semakin banyak kita dengan sengaja berjuang untuk
kesenangan maka mungkin semakin kurang kita mendapatkannya.
b
Satu-satunya cara untuk mengaktualisasikian-diri ialah melalui pemenuhan
arti di luar diri. Frankl tidak menyajikan suatu daftar dari sifat-sifat
kepribadian yang sehat.
Daftar pustaka:
Williams and wilkins. (2001). Buku ajar keperawatan jiwa. Diterjemahkan oleh: Komalasari dan
Hanny. Jakarta: Buku kedokteran EGC
Widyarini, N. (2009). Psikologi popular: kunci pengembangan diri. Jakarta: PT Elex media
komputindo
Corey, Gerald. (1995). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke-4.
Diterjemahkan oleh: Drs. Mulyarto. Semarang: IKIP Semarang Press
No comments:
Post a Comment